MENU

Selasa, 26 April 2011

Tanaman Anyelir



1.1  Botani Tanaman Anyelir
Anyelir atau carnation (Dianthus cariophyllus Linn.) adalah tanaman hias bunga yang berasal dari daerah Mediterania. Kata “Dianthus” berasal dari bahas Yunani, yang berarti dewa (dios) bunga (anthos).
Menurut Hardjoko (1999) klasifikasi taksonomi anyelir adalah sebagai berikut:
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Class                : Magnoliopsida (Dicotyledonae)
Subclass          : Carryophyllidae
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Caryoplyllaceae
Tribe                : Dianthus
Species           : caryophyllus (Linn.)

Dianthus sp. Termasuk tanaman herbal, dapat mencapai tinggi 30-100 cm. Buku batang terlihat nyata pada bagian yang sudah menua. Daun runcing dengan tulang daun yang menyirip, panjang dan sempit, terletak bertolak belakang. Warna daun hijau mudah keputih-putihan. Diameter bunga sekitar 5-10 cm. Daun mahkota bunga kelipatan lima dengan warna yang sangat bervariasi. Ujung mahkota bunga bergerigi atau tidak bergerigi. Kelopak bunga bergabung membentuk silinder dengan dua putik dan lima benang sari. Tunas samping keluar di antara daun dan batang (Bailey,1953).
Menurut Pertwee (1966) terdapat beberapa tipe anyelir baik berdasarkan teknik budidaya maupun secara genetik :
1.      “standard canation” (D. Caryophyllus) dibentuk dengan cara membuang pucuk lateral pada saat budidaya tanaman dilakukan. Tangkai bunga akan tumbuh kekar dengan panjang berkisar 60-80 cm, dan mempunyai satu bunga yang besar.
2.      “midi carnation’, yaitu anyelir tipe standar yang mengalami pemotesan pada bebrapa pucuk lateralnya saja, tapi tidak pada pucuk batang utamanya. Diameter bunga sekitar 75% dari ukuran bunga standar.
3.      “mignon carnation”, merupakan “standar carnation” yang berukuran kecil, akibat dibuangnya pucuk terminal dan beberapa pucuk lateral. Ukuran bunga sekitar setengah dari ukuran “standardcarnation”
4.       “Sprray carnation” (D. Caryophyllu) dimana pucuk terminal dibuang, dan pucuk lateral yang dibiarkan berkembang. Panjang tangkai sekitar 40-70 cm.
5.      “Micro pink” adalah tipe anyelir yang berkluster dan kecil-kecil, dimana semua pucuk dibiarkan tumbuh dan berkembang.
6.      “Diantini carnation”. Bunga mirip D. Barbatus (Sweet William), tetapi pucuk terminalnya dibuang.
1.2  Syarat Tumbuh Tanaman Anyelir
Tanaman anyelir membutuhkan suhu malam yang berkisar antara 8-110C. Sedangkan suhu siang 18-220C. Tanaman ini tumbuh baik pada cahaya matahari penuh, dengan intensitas penyinaran sekitar 44.000 luks. Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anyelir. Di negara subtropis, minimal dibutuhkan cahaya 21.500 luks selama musim dingin (Besemer,1980)
Anyelir membutuhkan tanah yang gembur dengan drainase yang baik, sedangkan pH yang cocok adalah sekitar 6,5 (Pertwee,1996). Budidaya anyelir membutuhkan fosfat, nitrogrn,kalium dan kalsium yang cukup tersedia dalam larutan tanah. Menurut Bhatt (1989) nitrogen merupakan faktor pembatas paling utama pada nutrisi tanaman anyelir, diperlukan baik pada fase vegetatif maupun generatifnya. Fosfat merupakan unsur makro yang dapat mempengaruhi kenormalan pertumbuhan anyelir. Kekurangan fosfat mengakibatkan daun-daun menjadi sempit dan ujung-ujungnya mengering, kemudian pada akhirnya keseluruhan daun menjadi kuning. Selain fosfat, kalium juga memberikan pengaruh pada ketegaran tanaman anyelir. Kekurangan kalium mengakibatkan bintik-bintik putih pada daun-daun di bawah bunga, bentuk bunga yang tidak normal, warna bunga pucat dan kelopak bunga menguning. Walaupun secara spesifik tergantung lokasi, tapi secara umum dapat dinyatakan bahwa tingkat kebutuhan nutrisi optimum tanaman anyelir adalah sekita 25-40 ppm nitrat. 5-10 ppm phospat. 25-40 ppm kalium, 150-200 ppm kalsium dan 30-40 ppm magnesium. Pada anyelir direkomedasikan untuk memberikan pupuk 20 ppm N dan K.

1.3  Budidaya Tanaman Anyelir

Pembuatan Rumah Naungan
Budidaya anyelir di Indonesia pada umumnya dilakukan di dalam rumah naungan (shading house). Penggunaan rumah ini dimaksudkan untuk melindungi tanaman dari terpaan angin, perubahan suhu, terik matahari, curah hujan vana berlebihan dan hama pengganggu tanaman. Kelembaban yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terserang ( penyakit busuk akar dan batang, karat daun dan bunga busuk. Naungan menggunakan plastik transparan, sebaiknya ada lapisan anti ultra violet agar tahan lama. Ketebalan plastik 200 mikron dengan kandungan UV 6% sampai 12%. Pada kondisi normal plastik plastik tahan 1,5 – 2 tahun. Konstruksi naungan terbuat dari bambu, kayu, besi tergantung modal yang dimiliki. Prinsip atap naungan harus tingginya lebih dari atau sama dengan 3 meter. Karena jika kurang dari 3 meter suhu didalam akan sangat panas. Samping bagian bawah ditutup plastik 1 m diatas permukaan tanah, atasnya menggunakan kasa (insect screen) juga untuk sirkulasi udara

Pengolahan lahan
Sebelum bibit ditanam, dilakukan pengolahan tanah yang dilanjutkan dengan pembuatan bedengan. Empat unit shading house ukuran 210 m2 memiliki bidang tanam masing-masing 120 m2 sehingga seluruhnya terdapat 480 m2 Dengan jarak tanam sekitar 25 cm x 25 cm maka dapat ditanam 9.640 tanaman. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman anyelir adalah tanah yang bertekstur liat berpasir, gembur, berdrainase baik dan mempunyai pH antara 5,5 - 6,7. Seminggu sebelum penanaman bibit, tanah diberi pupuk dasar yang berupa campuran pupuk ZA 75 gram, TSP 75 gram dan KCI 75 gram untuk setiap m2 lahan.

Pembibitan
Bibit anyelir umumnya masih didatangkan dari breder di luar negeri, namun demikian ada juga yang dikembangkan di dalam negeri oleh Balai Penelitian Departemen Pertanian. Bibit yang berasal dari luar negeri mempunyai warna dan bentuk yang menarik, tetapi petani harus membayar royalty kepada pemberi bibit, sedangkan yang bibitnya dari dalam negeri dapat diusahakan untuk dapat diperbanyak sendiri. Kondisi saat ini para petani lebih mengutamakan bibit dalam negeri karena tingginya royalty yang harus dibayar, sementara itu para konsumen, terutama para "florist" juga cenderung menggunakan bunga dari varietas dengan bibit lokal karena tersedia di pasar lokal.

Penanaman
Budidaya anyelir di Indonesia pada umumnya dilakukan di dalam rumah naungan (shading house). Penggunaan rumah ini dimaksudkan untuk melindungi tanaman dari terpaan angin, perubahan suhu, terik matahari, curah hujan vana berlebihan dan hama pengganggu tanaman.
Sebelum bibit ditanam, dilakukan pengolahan tanah yang dilanjutkan dengan pembuatan bedengan. Empat unit shading house ukuran 210 m2 memiliki bidang tanam masing-masing 120 m2 sehingga seluruhnya terdapat 480 m2 Dengan jarak tanam sekitar 25 cm x 25 cm maka dapat ditanam 9.640 tanaman. Keadaan tanah yang ideal untuk tanaman anyelir adalah tanah yang bertekstur liat berpasir, gembur, berdrainase baik dan mempunyai pH antara 5,5 - 6,7. Seminggu sebelum penanaman bibit, tanah diberi pupuk dasar yang berupa campuran pupuk ZA 75 gram, TSP 75 gram dan KCI 75 gram untuk setiap m2 lahan.
Bibit anyelir umumnya masih didatangkan dari breder di luar negeri, namun demikian ada juga yang dikembangkan di dalam negeri oleh Balai Penelitian Departemen Pertanian. Bibit yang berasal dari luar negeri mempunyai warna dan bentuk yang menarik, tetapi petani harus membayar royalty kepada pemberi bibit, sedangkan yang bibitnya dari dalam negeri dapat diusahakan untuk dapat diperbanyak sendiri. Kondisi saat ini para petani lebih mengutamakan bibit dalam negeri karena tingginya royalty yang harus dibayar, sementara itu para konsumen, terutama para "florist" juga cenderung menggunakan bunga dari varietas dengan bibit lokal karena tersedia di pasar lokal.

Penyulaman
Penyulaman sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yaitu 10 - 15 hari setelah tanam. Bibit tanaman yang mati atau layu diganti dengan bibit yang baru

Penyiraman
Pengairan dapat dilakukan dengan cara menyiram tanaman langsung dari gembor, selang plastik atau menggunakan sistem irigasi curah (sprinkler) atau irigasi tetes (drip). Tanaman yang berumur 1 - 2 minggu sangat peka terhadap kekurangan air, sehingga penyiraman dapat dilakukan setiap hari. Kemudian penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan dengan melihat kondisi tanah. Kebutuhan air untuk penyiraman rutin umumnya sekitar 3 - 5 liter per m2

Pinching
Pinching dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan tunas-tunas lateral yang kemudian dipelihara lebih lanjut hingga membetuk kuncup bunga dan dipanen sebagai bunga potong. Beberapa laporan menunjukkan, bahwa jumlah tunas lateral yang tumbuh berhubungan dengan jumlah daun yang ditinggalkan pada tajuk saat pinching dilakukan. Namun demikian, partisi karbohidrat terutama pada masa generatif juga mempengaruhi pembentukan primordia bunga (Kawata,1987).

Disbudding
Disbudding adalah suatu cara dimana tunas dan bunga yang tidak diperlukan dibuang agar bunga yang dipelihara dapat menjadi lebih besar. Karena tunas lateral tumbuhnya tidak serempak, maka disbudding dilakukan secara bertahap 4 sampai 7 hari.
·         Tipe standar
Membuang semua bunga dan tunas lateral dibawah pangkal bunga sampai tunas ke 7 dari pangkal. Atau buku ke 8 dan dilakukan sesegera mungkin.
·         Tipe spray
Buang tunas terminal yang ada pada tunas lateral serta tunas lateral dari 5 sampai ke 7 dari pangkal bunga sesegera mungkin.

Pemupukan
Seminggu sebelum penanaman bibit, tanah diberi pupuk dasar yang berupa campuran pupuk ZA 75 gram, TSP 75 gram dan KCI 75 gram untuk setiap m2 lahan. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan dari fase tanaman. Untuk fase pertumbuhan, pupuk yang diberikan adalah urea 200 gram, ZA 200 gram dan KNO3 100 gram untuk setiap m2 lahan, sedangkan pada fase pembungaan, pupuk yang diberikan adalah urea 10 gram, TSP 10 gram, ZA 15 gram dan KNO3 25 gram untuk setiap m2 lahan.

Perbanyakaan Anyelir
Perbanyakan anyelir bisa dilakukan melalui biji atau stek pucuk. Biji anyelir dapat berkecambah pada suhu 18-210C. Akan tetapi perbanyakan dengan biji umumnya hanya digunakan untuk tujuan pemuliaan tanaman. Jika menggunakan stek, maka stek yang digunakan harus benar-benar bebas hama dan penyakit terutama virus. Pada suhu – 10C (310F) stek berakar bisa disimpan selama empat bulan, sedang stek tanpa akar bisa mencapai enam bulan (Dole dan walkins,1999).

1.4  Manfaat Bunga Anyelir
Ketenaran bunga Anyelir hampir menyamai bunga Mawar, dan juga merupakan salah satu bunga yang paling populer di dunia. Bunga ini merupakan ekspresi dari suatu perasaan yang sentimental, kecantikan, serta kesegaran yang tahan lama. Bunga Anyelir kebanyakan berwarna merah muda, namun ada pula yang berwarna merah, putih, kuning dan hijau. Bentuknya bulat dengan komposisi beberapa bagian kelopak yang terpisah. Bunga ini tumbuh dan mekar di tiap tangkainya.
Bunga ini sering digunakan sebagai bunga perhiasan karena bentuk dan warnanya yang indah dan feminin. Bunga ini juga sering diselipkan di telinga-telinga para wanita dalam tarian-tarian tertentu. Bunga anyelir atau carnation ini dianggap sebagai bunga untuk orang kelahiran January sama seperti halnya batu garnet dan bunga anyelir atau carnation adalah bunga nasional negara spanyol dan digunakan dalam hari-hari spesial seperti hari ibu, parent’s day, hari guru atau pernikahan. Bunga ayelir ini dianggap mengartikan sebagai kekaguman, keindahan, kasih sayang, kebanggaan dan rasa berterima-kasih. Artinya amat beragam tergantung dari warnanya yang bervariasi. Bunga carnation yang berwarna merah dianggap memberi arti sebagai kekaguman sedangkan warna merah gelap artinya kasih sayang yang dalam, warna putih mengartikan cinta yang murni, persahabatan dan keberuntungan. Selain itu bunga anyelir atau carnation yang bergaris2 memberi simbol penyesalan atas cinta yang tak terbalaskan, warna ungu mengartikan ketidaktetapan, merah muda artinya romantis dan cinta yang tak pernah mati.

1.5  Hama, dan Penyakit dari Bunga Anyelir
Tanaman hias yang memiliki penampilan cantik, unik, dan menarik dengan kualitas yang prima senantisa dituntut olh konsumen. Namun, upaya memenuhi keinginan konsumen tersebut menghadapi berbagai masalah, terutama organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti serangga hama, jamur, bakteri, virus dan nematoda. Hama dan penyakit dapat merusak tanaman secara langsung atau menggangu penampilan tanaman sehingga kulitas menurun atau bahkan tidak layak jual. Adapun hama maupun penyakit yang menyerang tanaman Anyelir ;

1.      Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)
2.      Tungau merah (Tetranychus sp.)
3.      Kutu daun (Aphid sp.)
4.      Thrips
Perlindungan tanaman diperlukan untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit yang dapat merugikan tanaman. Cara perlindungan tanaman disesuaikan dengan kondisi yang ada, baik dengan kultur teknis, mekanis, biologis maupun kimiawi.
1.6  Panen dan pasca Panen
Tanaman hias (bunga potong baik berdaun maupun sedikit berakar, dan hias daun potong) merupakan organ yang sangat komplek bila dibandingkan dengan biji, buah, dan kebanyakan sayuran. Biji dan buah merupakan sekumpulan beberapa unit morfologi termasuk sepal, petal, androcium, gymnocium, tangkai, dan kadangkala beberapa daun. Masing-masing unti memiliki morfologi dan fisiologi yang berbeda satu sama lainnya. Mereka semua saling berinteraksi dalam proses fisiologi keseluruhan atau keutuhan bunga potong tersebut.
Pada kebanyakan bunga atau tanaman hias potong terdapat dua stadia fisiologi yang berbeda. Stadia pertama, adalah pertumbuhan dan perkembangan kuncup bunga (flower bud) hingga stadia mekar penuh. Stadia kedua, adalah kematangan, senesen, dan kemudian kelayuan. Jadi penanganan pascapanen mencakup hal-hal yang ditujukan untuk perangsangan pertumbuhan stadia pertama, penghambatan proses metabolisme pada stadia kedua.
Praktek-praktek pemanenan, pengepakan, penyimpanan, pengangkutan, pemasaran, promosi, dan desain wadah penyimpanan merupakan rantai penanganan pascapanen pada dunia bisnis bunga potong tanaman anyelir. Perkembangan teknologi penanganan pascapanen tanaman hias pot dan bunga potong tanaman anyelir maupun tanaman bunga potong lainnya akhirnya telah berkembang, walaupun laju perkembangannya masih sangat lamban. Teknik-teknik penanganan pascapanen untuk mengurangi kehilangan hasil pada komoditi panenan tanaman hias meliputi,
1.      Seleksi kultivar (atau jenis-jenis) unggul,
2.      Menentukan standar panen (tingkat kematangan)
3.      Perlakuan kimia sebelum pengangkutan
4.      Teknik-teknik pengepakan
5.      Pengaturan lingkungan simpan yang meliputi pengaturan suhu dan komposisi atmosfir penyimpanan
6.      Penggunaan bahan-bahan preservatif (pengawet) dan senyawa-senyawa yang mengatur mekarnya kuncup bunga, dan
7.      Model atau fasilitas pengangkutan.
Karakter fisik anatomi seperti kerapuhan dan kekutan fisik berhubungan dengan tekstur dan berkaitan langsung dengan kualitas keseluruhan yang dipertahankan. Berikut bebrapa karakter yang mempengaruhi kualitas langsung dengan kualitas suatu bunga potong dalam hal ini ialah tanaman Anyelir :
1.      Ukuran dan bentuk akhir bunga
2.      Perkembangan kuncup dan kuncup-kuncup lateral lainnya
3.      Perubahan berat segar bunga
4.      Ketegaran dan kesegaran bunga disaat sampai pada konsumen
5.      Perubahan warna petal (mahkota bunga), ini merupakan penilaian bersifat objektif
6.      Kekutan atau kekokohan tangkai bunga (pedikel), dan
7.      Pencoklatan atau penguningan batang ataupun daun
Tanaman anyelir berbunga pada periode umur 5 bulan sampai dengan 12 bulan setelah bibit ditanam, dan dalam periode itu setiap tanaman menghasilkan sekurang-kurangnya 6 tangkai bunga yang berkualitas baik (grade1). Saat panen yang tepat pada anyelir standar adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3 - 4 hari sebelum mekar penuh. Umur bunga potong, jika tidak ditangani dengan baik hanya 2 hari. Bunga yang seharusnya dipotong harus segera dipotong, karena keterlambatan panen akan menurunkan kuafitas bunga.
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan jika tanah dalam keadaan kering, sebaiknya tanah disiram dulu sampai basah sehingga tanaman yang akan dipotong menjadi segar dan tidak layu.
Pada waktu pemanenan bunga, sebaiknya dilakukan juga seleksi bunga berdasarkan kualitasnya (grade I dan II). Bunga yang tidak termasuk grade I dan II sebaiknya tidak dipanen dan dibuang. Pada kondisi normal bunga bunqa yanq termasuk grade I sekurang-kurangnya 75%. Mengingat bunga yang bernilai jual baik dan mudah penjualannnya adalah yang grade I maka dalam analisis finansial asumsi penjualan didasarkan pada penjualan bunga grade I.

Grade I
Bunga mekar (tidak terlalu mekar atau terlalu kuncup), segar, tidak terserang hama penyakit seperti apid, thrips dan sebagainya, tidak ada bercak, pada pinggir bunga tidak ada busuk kehitaman dan tidak ada luka;
Batang besar (sesuai dengan jenisnya), tegar, lurus dan panjang minimal 60 cm;
Daun hijau segar, tidak kering dan tidak terserang hama penyakit, seperti leafminer, white rust, dan sebagainya;
Bentuk bunga normal dan tidak ada kelainan-kelainan yang menyimpang dari bentuk atau warna aslinya.

Grade II
Bunga mekar, segar dan tepi tidak terserang penyakit;
Batang boleh agak kecil tapi harus lurus dengan panjang minimal 50 cm;
Kriteria lain sama dengan kriteria grade I dengan sedikit toleransi, misalnya jika daun terserang hama penyakit tetapi tidak terlalu parah masih dapat dimasukkan dalam grade II.
Pada saat panen bunga, langsung dilakukan pengikatan di lapangan. Bunga yang diikat adalah yang sejenis dan sama gradenya. Jumlah tangkai bunga per ikat disesuaikan dengan besarnya diameter bunga, yaitu minimal berdiameter 20 cm bila dibungkus dan jumlah tangkainya minimal 10 tangkai bunga. Bunga yang sudah diikat, disimpan dalam wadah yang berisi air. Setelah 10 ikat, ikatan tersebut sebaiknya cepat dibawa ke bagian sortasi dan dibungkus dengan kertas pembungkus.



Daftar Pustaka

Anonymous.2011. Tanaman Anyelir. http://dhany.blogspot.com. Diakses pada tanggal 04 Maret 2011
Anonymous.2011. Anyelir. http://bankindonesia.com. Diakses pada tanggal 04 Maret 2011
Dwiatmini, K., D. Herlina dan S. Wuryaningsih. 1994. Inventarisasi dan Karakterisasi Beberapa Jenis Bunga Potong Komersial di Pasaran Bunga Cipanas, Lembang-Bandung dan Jakarta. Bul. Penel. Tan. Hias. 2(1):7-18.

2 komentar:

  1. Saya ingin sekali membudidayakan bunga ini, tetapi saya kesulitaan menemukan bibitnya. Dimana saya dapat menemukan bibit lokal maupun non lokal? Mohon informasinya.

    BalasHapus
  2. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan PUPUK TETES BUNGA untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus