MENU

Sabtu, 16 April 2011

PENGARUH FITOHORMON TERHADAP PERONTOKAN DAUN, BUAH DAN BUNGA

CEK IT DOT....


1.1 Zat Pengatur Tumbuh ( Fitohormon )
Konsep  zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Hormon tanaman kadang-kadang juga disebut fitohormon. Tentang senyawa hormon tanaman dan zat pengatur tumbuh, Moore mencirikannya sebagai berikut :
1.      Fitohormon atau hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi aktif dalam jumlah kecil yang disintesis pada bagian tertentu, pada umumnya ditranslokasikan kebagian lain tanaman dimana senyawa tersebut, menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
2.      Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam kosentrasi rendah mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3.      Inhibitor adalah senyawa organik yang menghambat pertumbuhan secara umum dan tidak ada selang kosentrasi yang dapat mendorong pertumbuhan.
1.2 Lima Tipe Utaman Zat pengatur Tumbuh 

Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama Zat Pengatur Tumbuh yaitu Auksin, Siitokinin, Giberelin, Asam Absisat dan Etilen. 





Zat Pengatur Tumbuh
Fungsi Utama
Tempat dihasilkan dan lokasinya pada tumbuhan
Auksin
Mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dominasi apikal, fototropisme dan geotropisme.
Meristem apikal tunas ujung, daun muda, embrio dalam biji
Sitokinin
Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar, mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan, dan memunda penuaan.
Pada akar, embrio dan buah, berpindah dari akar ke organ lain
Giberelin
Mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan defernsiasi akar
Meristem apikal tunas ujung dan akar, daun muda, embrio
Asam Absisat ( ABA )
Menghambat pertumbuhan, merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi
Daun, batang, akar, buah berwarna hijau
Etilen
Mendorong pematangan, memberikan pengaruh yang berlawanan dengan bebrapa pengaruh auksin, mendorong atau menghambat dan perkembangan akar, daun, batang dan bunga.
Buah yang matang, buku pada batang, daun yang sudah tua

1.3 Pengaruh fitohormon terhadap Proses Perontokan  Daun dan Buah serta Perubahan Warnanya.


Bagaimana pengaruh fitohormon terhadap proses perontokan Daun dan Buah dapat dijelaskan berikut ini. Perontokan atau absis merupakan suatu proses yang disebabkan oleh fitohormon yaitu etilen  dan auksin. Proses ini dapat terjadi pada dau pada umumnya juga buah.   Absisi diatur oleh perubahan keseimbangan etilen dan auksin. Suatu perubahan keseimbangan etilen dan auksin, mengontrol absisi. Daun yang tua, menghasilkan semakin sedikit auksin, yang menyebabkan sel lapisan absisi lebih sensitif terhadap etilen. Pada saat pengaruh etilen terhadap lapisan absisi kuat, maka sel itu memproduksi enzim, yang mencerna selluose dan komponen dinding lainnya.
Kehilangan daun pada setiap musim guggur merupakan suatu adaptasi untuk menjaga agar tumbuhan yang berganti daun, selama musim dingin tetap hidup ketika akar tidak bisa mengabsorbsi air dari tanah yang membeku. Sebelum daun tersebut mengalami absisi, beberapa elemen esensial diselamatkan dari daun yang mati, dan disimpan di dalam sel parenkhim batang. Nutrisi ini dipakai lagi untuk pertumbuhan daun pada musim semi berikutnya.
Warna daun pada musim gugur, merupakan suatu kombinasi dari warna pigmen merah yang baru dibuat selama musim gugur, dan warna karotenoid yang berwarna kuning dan orange, yang sudah ada di dalam daun, tetapi kelihatannya berubah karena terurainya klorofil yang berwarna hijau tua pada musim gugur.
Ketika daun pada musim gugur rontok, maka titik tempat terlepasnya daun merupakan sutau lapisan absisi yang berlokasi dekat dengan pangkal tangkai daun. Sel parenkhim berukuran kecil dari lapisan ini mempunyai dinding sel yang sangat tipis, dan tidak mengandung sel serat di sekelilling jaringan pembuluhnya. Lapisan absisi selanjutnya melemah, ketika enzimnya menghidrolisis polisakarida di dalam dinding sel.
Akhirnya dengan bantuan angin, terjadi suatu pemisahan di dalam lapisan absisi. Sebelum daun itu jatuh, selapisan gabus membentuk suatu berkas pelindung di samping lapisan absisi dalam ranting tersebut untuk mecegah patogen yang akan menyerbu bagian tumbuhan yang akan ditinggalkan.

Perubahan warna dapat terjadi baik oleh proses-proses perombakan maupun proses sintetik, atau keduanya. Pada jeruk manis perubahan warna disebabkan oleh karena perombakan khlorofil dan pembentukan zat warna karotenod. Sedangkan pisang warna kuning terjadi karena hilangnya khlorofil tanpa adanya atau sedikit pembentukan karotenoid. Sintesis likopen dan perombakan khlorofil merupakan ciri perubahan warna pada buah tomat.
Selain berdasarkan penjelasn tersebut diatas, proses perubahan warna juga diatur oleh fotohormon antara lain auxin, sithokinin, giberellin, asam-asam absisat dan etilen. Tentu dalam proses pematangan dimana auxin berperan dalam pembentukan etilen. Sitokinin dapat menghilangkan perombakan protein, giberellin menghambat perombakan klorofil dan menunda penimbunan karotenoid-karotenoid. Asam absisat menginduksi enzym penyusun atau pembentuk karotenoid, dan ethylene dapat mempercepat pematangan dan proses terakhir terjadi perubahan warna.
Jadi pengaruh fitohormon terhadap perontokan daun dan buah serta perubahan warnanya cukup besar.hal ini dapat dijelaskan melalui fungsi dari fitohormon tersbut serta interaksinya terhadap fitohormon lainnya yang berpengaruh terhadap proses-proses di atas. Oleh sebab itu kebutuhan aka fitohormon penting artinya bagi suatu tanaman meskipun prosentase dalam suatu tanaman sangat kecil.


Daftar Pustaka

Ratna Dewi A, Intan. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. Bandung : Universitas Padjadjaran







2 komentar: