MENU

Selasa, 26 April 2011

Produksi Benih Padi Nonhibrida ( inbrida atau bersari bebas )

Produksi  Benih Padi Nonhibrida ( inbrida   atau bersari bebas )

Benih Sumber : BS, FS dan SS
Dalam areal produksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam produksi benih padi nonhibrida :
1.      Areal produksi adalah areal tanah yang harus dinyatakan dengan jalas batas-batasnya. Batas areal dapat berupa parit, pematang, jalan, atau tanda-tanda lain yang jelas.
2.      Satu areal produksi dapat terdiri dari beberapa blok/unit yang terpisah-pisah tetapi jarak antara satu dan lain blok/unit tidak lebih dari 10 meter dan tidak dipisahkan oleh varietas/tanaman lain.
3.      Dalam satu areal produksi hanya berisi satu varietas dan satu kelas benih
4.      Batas waktu tanam untuk satu areal produksi maksimal adalah 5 hari

Tata cara produksi dalam Produksi Benih padi nonhibrida
Ø  Lahan produksi
Tanah yang akan digunakan untuk memproduksi benih bersertifikat diusahakan bekas tanaman lain atau tanah bera. Apabila areal yang digunakan bekas tanaman padi maka areal tersebut dapat bekas varietas yang sama atau bekas varietas yang berbeda dengan sifat-sifat fisik yang mudah dikenali untuk dibedakan dengan varietas yang ditanam. Isolasi jarak adalah 3m, sedangkan isolasi waktu adalah kuarang lebih 30 hari.
Ø  Budidaya Tanaman
Ø      Pengolahan tanah
Untuk mendukung pertumbuhan tanaman padi yang optimal, tnah sawah sudah dioalh sejak sekurangnya 3 minggu sebelum tanam ( tandur ).
Kegiatan, waktu dan tujuan kegiatan dalam pengolahan tanah untuk tanaman padi sawah dapat disajikan pada tabel dibawah ini.
Kegiatan
Waktu
Tujuan Kegiatan Pengolahan Tanah
Bajak 1
3 minggu sebelum tanam
 Ø  Tanah dalam keadaan basah dan lemebek
 Ø  Tanah dibalik dengan bajak kerbau atau traktor dan didiamkan selama 1 minggu agar terjadi pembusukan bahan organik
Bajak 2
2 minggu sebelum tanam
 Ø  Tanah dalam keadaan basah, tanah dibajak dengan memotong arah bajakan 1, lalu didiamkan selama 1 minggu
 Ø  Membuat bongkahan tanah makin kecil
Garu
1 mingggu sebelum tanam  
 Ø  Tanah digenangi dangkal
 Ø  Garu ditarik traktor atau kerbau untuk menghancurkan bongkahan tanah dan meratakan permukaan tanah, meratakan tanah
 Ø  Menghaluskan pelumpuran dan siap ditanami bibit

Ø      Menyiapkan bibit padi
Benih yang akan disemai, disipakan dengan urutan
1.      Benih direndam selama 24 jam
2.      Selesai perendaman, benih diangin-anginkan selama 36 jam, dan
3.      Benih lalu ditebar dibedengan yang sudah dipersiapkan
Pemupukan pada persemaian dilakukan dengan TSP 100 kg/ha yang diterapkan satu hari sebelum tebar benih, dan Urea 100 kg/ha pada 10 hari setelah tebar benih. Furadan 3G dengan 8 kg/ha ditebar di bedengan persemaian untuk mencegah lalat bibit.
Ø      Penanaman
Tanaman padi dibuat dengan menanam atau memindah tanaman bibit hasil semaian ( transplanting ) ke lahan pertanaman. Untuk mendaptkan pertumbuhan dan produksi yang optimal, penanaman diupayakan sebagai berikut :
1.      Umur bibit 20 hari sejak persemaian
2.      Jarak tanam tandur jajar adalah 20 cm X 2o cm untuk padi berumur kurang dari 120 hari, atau 25 cm X 25 cm untuk padi berumur kurang dari 135 hari
3.      Jumlah bibit perlubang adalah 2-3 bibit dari benih kelas FS atau SS, atau 1-2 bibit dari benih kelas BS.
Ø      Pemupukan
Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal, pemupukan perlu dilakukan. Pupuk kimia yang dianjurkan adalah
1.      Urea 200-250 kg/ha
2.      TSP 100 kg/ha
3.      SP36 125 kg/ha
4.      KCL 100 kg/ha
Dosis anjuran itu dapat berbeda-beda antar tempat, karena dapat disesuaikan dengan kesuburan tanah setempat.
Ø      Pengairan
Umur Tanaman ( HST )
Pengairan
Kondisi tanah, air, dan Pemupukan
0-3
Dikeringkan
Ø  Tanah macak-macak
Ø  Pemupukan TSP ( SP-36 ) dan KCL semua dosis
Ø  Pemupukan Urea I (1/3 bagian dosis )
4-14
Diairi
Air menggenang 7-10 cm
15-30 ( periode kriris 1 )
Diairi
Air menggenang 3-5 cm
31-35
Dikeringkan
Ø  Tanah macak-macak
Ø  Pemupukan Urea II ( 1/3 bagian dosis )
36-50
Diairi
Air menggenag 5-10 cm
51-55
Dikeringkan
Ø  Tanah macak-macak
Ø  Pemupukan Urea III ( 1/3 bagian dosis )
56-berbunga merata ( periode kritis 2 )
Diairi
Air menggenag 10 cm
7-10 hari menjelang panen
Dikeringkan
Tanah macak-macak dan dibiarkan terus mengering hingga panen

Ø      Pemberantasan hama dan Penyakit
Dalam pemberantasan hama dan penyakit ada beberapa tindakan antara lain tindakan preventif ( pencegahan ) serta ketika serangan sudah mencapai ambang batas ekonomi.

No.
Jenis Hama
Ambang Ekonomi per m2
1.
Lalat padi dan hama putih
5 % tanaman padi terserang
2.
Gama ganjur
1 tanaman per rumpun terserang
3.
Hama sundep
3 % tanaman terserang
4.
Ulat grayak
2 ekor ulat
5.
Kepinding tanah
2ekor
6.
Kelompok telur
1 kelompok
7.
Wereng coklat
1 ekor per tanaman
8.
Wereng hijau
1 ekor per tanaman

Ø  Penyerbukan dan Pembuahan
Untuk padi bersari bebas ( open pollination ), penyerbukan menggunakan bantuan angin dan atau serangga.
Ø  Menjaga Mutu Genetik
1.      Menaman benih sumber bersertifikat dan dari kelas yang lebih tinggi dari pada kelas benih yang diproduksi
2.      Memilih areal tanam yang jelas batas-batasnya dan jelas riwayat pertanamannya,
3.      Menerapkan isolasi jarak atau waktu,
4.      Melakukan rouging beberapa kali selama periode pertanaman,
5.      Menghindari kontaminasi genetic saat panen, dan
6.      Menjaga kontaminasi genetic saat penanganan dan pengolahan benih
Ø  Roguing
Roguing adalah seleksi sangat penting dalam pemulian baik untuk membuat atau membentuk galur-galu yang akan menjadi varietas atau calon varietas atau untuk mempertahankan suatu varietas.
Pengertian roguing itu sendiri adalah seleksi negative  yaitu membuang tanaman-tanaman yang menyimpang atau off type. Untuk pertanaman padi, roguing dilakukan sekurangnya tiga kali, yaitu :
1.      Roguing I dilakukan pada fase vegetative. Pada fase ini tanaman padi sedang aktif membuntuk anakan. Roguing dilakukan setelah selesai dilakukan penyiangan pertama.
2.      Roguing II akhir fase vegetatife dan awal fase generatif, yaitu pada saat tanaman padi mulai berbunga
3.      Roguing III dilakukan pada saat buah masak sebelum panen
Sifat-sifat fisik tanaman padi yang diamati pada saat roguing meliputi :
a.       Tipe pertumbuhan 
b.      Kehalusan daun 
c.       Warna helai daun 
d.      Warna lidah daun 
e.       Warna tepi daun 
f.       Warna pangkal batang 
g.      Bentuk/tipe malai 
h.      Bentuk gabah 

i.     Bulu pada ujung gabah
j.      Warna ujung gabah
k.       Warna gabah
Ø  Kinerja Pertanaman Produksi Benih Padi
Ø  Kinerja pemeliharaan mutu gentic pertanaman produksi benih padi
Kelas Benih
Isolasi jarak ( m )
Campuran varietas lain dan tipe simpang ( % maksimum )
Gulma berbahaya
Benih Dasar ( FS )
3
0,0
Tidak ada
Benih Pokok ( SS )
3
0,2
Tidak ada
Benih Sebar ( ES )
3
0,5
Tidak ada

Ø  Untuk mempertahaknkan kemurnian genetik varietas dalam produksi benih
Untuk mempertahankan kemurnian genetic varietas dalam produksi benih, tahapan berikut perlu dilakukan:
1.      Sumber benih untuk multiplikasi harus berasal dari kelas benih di atasnya. Kelas benih terdiri atas:
a)      Breeder Seed (Benih Penjenis)
b)      Foundation Seed (Benih Dasar)
c)      Stock Seed ( Benih Dasar)
d)     Extension Seed (Benih Sebar)
2.      Inspeksi lahan sebelum penanaman untuk menghindari kontaminasi karena tanaman volunteer.
3.      Isolasi tanaman dari berbagai sumber kontaminasi malalui persilangan alami dengan varietas lain dan off-type dengan bantuan angin dan serangga.
4.      Sertifikasi benih untuk mempertahankan kemurnian genetik dan mutu benih. Inspeksi lapangan (oleh Balai Pengawasan & Sertifikasi benih) pada fase-fase kritikal pertumbuhan tanaman dilakukan untuk verifikasi kemurnian genetic, deteksi campuran, gulma terutama yang berbahaya, dan penyakit seedborne.
5.      Roguing off-type yang berbeda dalam karakteristik dari varietas yang di tanam. Off-type dapat berasal dari keberadaan gen resesif dalam  heterpzigot, timbul karena mutasi. Tanaman heterozigot bersegregasi untuk karakter yang dipengaruhi oleh gen tertentu dalam siklus produksi berikutnya sehingga dihasilkan off-type. Tanaman volunteer berasal dari benih yang tidak sengaja ditanam  atau dari benih yang diproduksi sebelumnya sehingga menimbulkan off-type
6.      Menguji secara periodik kemurnian genetik benih dengan cara menumbuhkan tanaman untuk mempertahankan mutu.
7.      Menanam hanya di daerah adaptasinya untuk menghindari perubahan genetic.
8.      Menghindari kontaminasi yang disebabkan oleh pencampuran mekanis pada saat tanam, panen, perontokan, prosesing, dan penanganan benih, serta penyakit seedborne.
Ø  Pengeringan Benih
Pengeringan dihentikan pada kadar air benih 10-11%, lalu benih dimasukkan dalam karung atau dalam bin untuk disimpan sementara. Pengeringan dalam produksi benih nonhibrida dapat dilakukan dengan sinar matahri, selain itu dapat juga dilakukan dengan mesin pengering buatan dengan suhu tidak melebihi 410C
Ø  Pengendalian Mutu Internal ( PMI )
Ø  Pengambilan sampel benih 1 lot maksimum 20 ton, Jumlah sampel minimum 1 kg ( 1000 g )
K = 5 + 0,1 X
Dengan X adalah jumlah wadah yang digunakan untuk mewadahi benih sejumlah satu lot tersebut. Contoh, satu lot benih sebanyak 18 ton diwadahi dalam karung-karung berukuran 100 kg per karung, sehingga berjumlah 180 karung.
Banyaknya karung yang harus diambil sampelnya adalah K = 5 + 0,1 ( 180 ) = 23 karung. Jika benih 18 ton itu dicurahkan dalam bak penampung benih, maka sampel benih sekurang-kurangnya diambil sebanyak 23 kali pengambilan dari 23 bagian-bagian lot benih yang berbedaa.
Jika benih dari lot tersebut dialirkan, maka pengambilan sampel dapat dilakukan sekurangnya sebanyak 23 kali pengambilan sampel selama benih mengalir secara proporsional.
Ø  Pengujiaan Mutu Benih ( PMI )
Mutu suatu lot benih dapat diketahui dengan menguji sampel benih yang diambil dari lot tersebut. Mutu benih dianalisis melalui beberapa uji, yaitu
1.      Pengujian kadar air benih
2.      Pengujian kemurnian benih, dan
3.      Pengujian daya berkecambah benih
Bila hasil pengujian mutu dalam PMI menunjukkan bahwa benih yang dihasilkan belum memenuhi kinerja mutu yang berlaku, maka proses penanganan dan pengolahan diulang atau diperbaiki sampai mencapai mutu baku yang berlaku.
Kinerja benih padi bermutu
Kelas Benih
Kadar air ( % maks. )
Benih murni (% min. )
Kotoran benih ( % maks )
Varietas lain ( % maks )
Tanaman lain dan gulma ( % maks )
Daya Tumbuh/berkecambah ( % min )
Benih Dasar
13
99,0
1,0
0,0
0,0
80,0
Benih Pokok
13
99,0
1,0
0,1
0,1
80,0
Benih Sebar
13
98,0
2,0
0,2
0,2
80,0


Sertifikasi Benih
Sertifikasi benih adalah suatu program untuk memberikan sertifikat pada benih yang diproduksi dengan cara melakukan pengawasan terhadap cara produksi dan penanganannya dari suatu jenis atau varietas tanaman yang jelas sifat-sifat genetiknya.
Untuk memproduksi benih padi bersertifikat, produsen benih harus mendaftarkan kegiatan produksi benihnya ke lembaga sertifikasi benih. Di indonesia, lembaga sertifikasi benih dilakukan oleh Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih ( BPSB )

1 komentar: