Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat didunia. Dengan total jumlah penuduk sekitar 240 juta jiwa. Dimana kebutuhan pangan juga sangat besar. Beras merupakan bahan makanan pokok masyrakat Indonesia. Seiring dengan kenaikan jumlah penduduk juga akan meningkatkan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia terutama komoditas padi.
Sebagai sektor yang paling dominan di Indonesia, dimana penyerapan tenaga kerja pada sektor ini juga cukup tinggi yakni berkisar antara 50-60 persen serta kebutuhan akan bahan pangan yang setiap tahunnya semakin meningkat. Ditambah pula dengan semakin berkurangnya lahan pertanian di Indonesia akibat alih fungsi lahan ke non pertanian seperti perumahaan, tol, kawasan bisnis dan lain sebagainya.
Di Indonesia, konversi lahan pertanian merupakan masalah krusial. Fenomena alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian merupakan ancaman ketahanan pangan. Konversi lahan pertanian terus terjadi sampai tingkat mencemaskan dan menggangu. Secara umum, faktor eksternal dan internal mendorong konversi lahan pertanian. Faktor eksternal merupakan dampak transformasi struktur ekonomi dan demografis. Lahan tidak berubah, tetapi permintaan meningkat akibat pertumbuhan penduduk. Akibatnya, penggunaan lahan bergeser pada aktivitas non pertanian yang lebih menguntungkan. Faktor internal yang menyebabkan konversi lahan adalah kemiskinan. Buruknya kondisi sosial ekonomi memicu petani menjual lahan pertaniannya. Mereka merasa tidak mendapatkan keuntungan ekonomis dari lahan itu.
Bagi pemilik lahan, mengkonversi lahan pertanian untuk kepentingan non pertanian saat ini memang lebih menguntungkan. Secara ekonomis, lahan pertanian, terutama sawah harga jualnya tinggi karena biasanya berada pada lokasi yang berkembang. Namun, bagi petani penggarap dan buruh tani konversi lahan menjadi bencana karena mereka tidak bisa beralih pekerjaan. Mereka semakin terjebak dengan semakin sempitnya kesempatan kerja sehingga akan menimbulkan masalah sosial yang pelik.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kota Malang , lahan pertanian di Kota Malang mengalami penyusutan sebesar 6 persen setiap tahunnya. Ini sebagai salah satu dampak dari gencarnya pembangunan yang dilakukan daerah setempat. Bila pada 2007 lahan pertanian masih seluas 1550 hektar, data terakhir pada 2009 menyebut hanya tinggal 1400 hektar saja. Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Malang, Niniek Suryantini. Penyebab menyusutnya lahan pertanian di Wilayah Kota Malang ini dikarenakan banyak petani yang menjual sawahnya kepada pihak pengembang. Hal ini dibuktikan pula dengan Kota Malang, sejak bebrapa tahun ini dihapus dari daftar lumbung padi Bulog Malang, karena tak memenuhi kriteria, akibat lahan pertanian yang terus menyusut. (Ainun,2011). Pentingnya penelitian ini adalah setiap tahun lahan pertanian mengalami penurunan kuantitas, namun belum terdapat solusi guna memcahkan masalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar